Senin, 06 Februari 2012

Pohon Beringin yang Angkuh

Oleh: Achmad Siddik Thoha

Di sebuah hutan hiduplah pohon beringin yang besar. Beringin hidup di tepi sungai dengan gagahnya. Di samping Beringin tumbuhlah alang-alang yang mengelilinginya.

Beringin berkata kepada alang-alang yang tumbuh di tepi sungai,
“Aku tidak heran melihatmu sedih dan mengerang kesakitan. Kamu memang sangat lemah. Burung pipit kecil yang hinggap di badanmu saja sudah sangat berat. Angin sepoi-sepoi tampak seperti angin badai bagimu. Sekarang lihatlah aku! Tidak ada badai yang akan mampu menundukkan kepalaku. Kamu akan jauh lebih aman tumbuh di sisiku. Aku bisa melindungimu dari angin yang sekarang bertiup dan melambai-lambaikan daunmu.“

“Jangan khawatir tentang aku,” kata si alang-alang,
“Aku punya sedikit alasan untuk takut angin daripada kamu. Aku memang merendah dan membungkuk, tapi aku tidak pernah putus asa. Siapa yang bisa tertawa terakhir, ialah yang terbaik!”

Malam itu datanglah badai yang menakutkan. Beringin berdiri tegak. Alang-alang sudah membungkukkan diri sebelum badai besar itu datang. Angin menjadi semakin marah, dan, mencabut Beringin angkuh lalu melemparkannya ke tanah.

Ketika pagi datang , berdirilah alang-alang ramping yang berkilauan dengan embun dan dengan lembut berayun-ayun tertiup angin. Alang-alang tersenyum ringan. Ia telah berhasil mempertahankan diri dari keganasan badai dengan cara membungkukkan dirinya. Kesombongan hanya akan membawa pada kehancuran. Inilah pelajaran berharga dari sang Alang-alang.
sumber: http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2012/02/02/pohon-beringin-yang-angkuh/

0 comments:

Posting Komentar