Senin, 06 Februari 2012

Semut dan Belalang

 
Dikisahkan bahwa semut-semut selama musim panas selalu bekerja membangun rumah dan mengumpulkan makanan untuk persiapan musim dingin. Di saat yang sama belalang asik bersenang-senang sepanjang musim panas. Hingga ketika musim dingin tiba, semut-semut dapat bersenang-senang menikmati makanan yang selama ini telah dikumpulkannya. Sedangkan belalang kedinginan tanpa rumah dan kelaparan tanpa ada sumber makanan.
Pesan moral dari kisah tersebut adalah: Be responsible to your self!
_________________________________________________________________________
Versi lanjutannya dengan ‘modifikasi.’
Saat ’pak belalang’ kedinginan, sakit, dan kelaparan, itu merupakan bad news. Dan bad news is good news. Kalangan pers pun berdatangan, Metro TV, TV One, SCTV, dll. tak ketinggalan netizen dari Kompasiana turut melaporkan kondisi pak belalang yang tinggal di ‘pos keamanan’ selama ini tanpa makanan. Dengan kemasan penyajian yang menarik, digambarkan pula betapa kontrasnya kondisi pak belalang dengan kehidupan semut-semut yang sedang ‘berpesta’ dalam kehangatan rumah mewahnya dengan makanan melimpah.
Indonesia terkesima, tercengang, miris hatinya, tak terasa air mata pun meleleh. Berempati terhadap tokoh yang ter-‘dzolimi.’ Bagaimana mungkin negara dengan potensi KEKAYAAN sebesar ini ternyata masih banyak pak belalang-pak belalang lain yang hidupnya menderita….
Kemudian, Kermit Kodok pun muncul di TV berkomentar panjang lebar mengenai mengenaskannya kondisi negeri ini. Lalu Kermit Kodok dan Pak Belalang diundang Kick Andy untuk menceritakan kisah hidupnya yang tragis, diakhiri dengan lagu yang dinyanyikan mereka “Orang Termiskin di Dunia.”
Sementara itu di depan rumah semut-semut, berdatangan para demonstran dengan orasi dan memampang berbagai macam spanduk, seperti “Bersenang-senang di atas penderitaan Belalang!,” atau “Senang Melihat Belalang Susah?”
Para tokoh agama saling bertemu, mendiskusikan, dan mempertanyakan ’kegagalan’ pemerintah selama ini. Tapi kali ini tidak ada istighotsah segala….
Pemerintah menyatakan tidak mudah memulihkan kondisi ekonomi masyarakat dari keterpurukan ekonomi atas kepemimpinan presiden-presiden sebelumnya (kesalahan masa lalu).
Akhirnya keluar kebijakan mengenai program-program pemberian kredit usaha mikro atau pemberdayaan ekonomi rakyat, dsb. Jumlah pinjamannya beragam mulai dari 10 juta hingga 50 juta per-belalang. Sehingga banyak belalang yang menerima kucuran kredit tersebut. Dan ini merupakan bantuan ‘pinjaman tak perlu bayar’. Sayangnya ternyata program-program seperti ini malah menimbulkan ekses masalah baru, bukan menumbuh kembangkan jiwa enterpreneur.
Ada dana yang digelapkan oleh oknum pengelola dana di Pemda, ada yang beli sepeda motor baru, HP & BB baru bahkan ada yang lantas kawin lagi.
Tak mau ketinggalan pihak perbankan pun turut mengucurkan bantuan kredit seperti di atas, dengan bunga tentunya, agar digunakan masyarakat kecil untuk berusaha dengan sungguh-sungguh. Namun karena tidak mampu melakukan pengelolaan uang dengan baik sehingga pembayaran kreditnya pun macet. Seluruh aset usaha ditarik perbankan.
Kisah ini berakhir dengan melihat pak belalang-pak belalang yang sejenak menjadi pengusaha dadakan lalu kembali menjadi pengangguran setelah menghabiskan seluruh dana bantuan sampai ke tetes terakhir. Tingkat pengangguran dan kemiskinan pun malah semakin bertambah banyak.
Kini semut-semut justru yang melakukan perbaikan kondisi perekonomian negeri dengan membuka dan menciptakan lapangan kerja-lapangan kerja baru untuk para belalang.
Pesan moral:
  1. Bantuan finansial / modal hanya bisa berhasil jika diberikan kepada orang-orang yang biasa bekerja, baik di sektor formal maupun informal. (bukan pengangguran malas tanpa memiliki harapan. Yang penting terus berusaha)
  2. Membantu orang-orang seperti pak belalang dalam bentuk ‘pelatihan keterampilan’ untuk menolong dirinya sendiri.
  3. Be careful how you vote in 2014 :)
 sumber: http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2011/04/07/dongeng-semut-dan-belalang/

0 comments:

Posting Komentar