Senin, 06 Februari 2012

Anggrek Bulan

Pada jaman dahulu kala, berkuasalah seorang Raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja sangat dicintai oleh rakyatnya. Di bawah pemerintahannya negara aman dan makmur. Hanya sayangnya Raja belum beristri. Sedangkan rakyatnya menginginkan hadirnya seorang pendamping bagi Raja untuk menjadi Ratu mereka.

Keinginan rakyat ini disampaikan kepada Raja oleh penasihat-penasihat istana. Raja pun maklum. Sebagai seorang raja, beliau menyadari perlunya seorang pendamping yang sepadan untuk dirinya. Maka Raja pun memutuskan untuk pergi berkelana guna menemukan gadis yang pantas untuk menjadi seorang Ratu.

Sebelum memulai perjalanannya, Raja pergi menghadap ibunya, Ibunda Ratu, memohon doa restu. Ibunda Ratu memberikan restu lalu menghadiahkan Raja sebuah pusaka berupa tusuk konde anggrek bulan. Sang Ibunda Ratu berpesan bahwa tusuk konde ini akan membantu Raja untuk mendapatkan gadis yang diinginkannya. Setelah selesai bersiap-siap, Raja pun berangkat.

Setelah beberapa lama berkelana, tibalah Sang Raja di sebuah dusun kecil di kaki bukit. Menurut berita yang beredar di masyarakat, di sana ada seorang gadis jelita yang baik hati bernama Anggrek Bulan. Karena kecantikannya dan kebaikan hatinya, banyak orang berkata bahwa gadis itu adalah jelmaan dari bunga Anggrek Bulan yang terkenal karena keindahan dan keharumannya. Sebab penasaran dengan sosok yang memiliki nama sama dengan pusaka tusuk konde milik ibunya, maka Raja memutuskan untuk berkenalan dengannya. Maka Raja pun pergi mengunjungi gubuk kecil tempat tinggal Anggrek Bulan di dusun itu.

Ketika Raja akhirnya bertemu dengan Anggrek Bulan, Raja langsung terpesona. Tutur kata gadis itu yang sopan dan perilakunya yang lemah lembut membuat Raja jatuh hati padanya. Anggrek Bulan juga tertarik kepada Raja karena kebijaksanaannya. Tetapi sayang, Kakek Anggrek Bulan kurang setuju putrinya menjadi istri Raja. Namun Raja keras kepala dan tetap ingin menyunting Anggrek Bulan. Maka Kakek Anggrek Bulan mengajukan syarat. Sang Raja harus mampu memekarkan bunga anggrek bulan memenuhi sebuah batu tebing yang terletak di tengah-tengah hutan di kaki bukit.

Betapa sulitnya permintaan Kakek Anggrek Bulan! Tetapi Raja bukanlah seseorang yang gampang berputus asa. Dia pun bersemedi memohon petunjuk Yang Kuasa. Jika benar dia berjodoh dengan Anggrek Bulan maka dimintanya Tuhan bermurah hati menunjukan jalan untuk memenuhi permintaan Kakek Anggrek Bulan. Pada malam ketiga, tiba-tiba Raja mendapat bisikan gaib yang memintanya menggunakan pusaka pemberian Ibunda Ratu untuk membantunya memenuhi permintaan Kakek Anggrek Bulan. Raja segera mengeluarkan pusaka tusuk konde Anggrek Bulan. Mendadak tusuk konde itu melesat dari genggaman Raja dan berpijar di angkasa. Dalam hitungan menit, bukan hanya batu tebing yang terletak di tengah-tengah hutan tetapi seluruh daerah hutan di kaki bukit dipenuhi oleh bunga anggrek bulan yang mekar dan menyebarkan wangi yang semerbak.

Melihat permintaannya telah berhasil dipenuhi oleh Raja serta kegigihan dari Raja sendiri untuk tetap menyunting Anggrek Bulan, Kakek Anggrek Bulan akhirnya memberikan restunya. Anggrek Bulan menikah dengan Raja dan menjadi seorang Ratu. Keduanya memerintah dengan bijaksana dan negara mereka beserta rakyatnya semakin makmur dan sejahtera.

Jakarta, Januari-Februari 2012
sumber : http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2012/02/03/anggrek-bulan/

0 comments:

Posting Komentar