Seperti yang kita tau, bahwa sejarah selalu di tulis oleh pemenang. Namun nilai sejarah sangat penting untuk menemukan identitas bangsa, maka pada akhirnya sejarah harus dipaparkan secara fakta oleh generasi yang sudah terlepas oleh rezim pembuat sejarah versi mereka.sejarah akan terbuka dengan seiringnya waktu.
le’ repetoar historie ..sejarah selalu terulang.
Namun, saya merasa miris melihat sejarah filsafat yang tidak berbeda jauh dengan sistem pengaburan fakta. Saya memiliki ketertarikan akan filsafat, namun mengapa saat saya mencari referensi sebuah buku filsafat, misal: buku sejarah peradaban filsafat.
Dalam sejarah filsafat disebutkan dari era yunani (thales, archimedes, socrates,plato, aristoteles)
lalu ke era helenisme (ptolemius) era byzantium (st agustinus) langsung masuk ke era pencerahan eropa (reinesance) seperti: thomas aquinas, galileo galilei, copernicus, descartes,spinoza, david hume, berkeley,voltaire, hobes, isaac newton sampai albert einstein .
Lalu di mana posisi filsuf yang menempati dari era byzantium ke era pencerahan eropa yang selisih hampir 7 abad?
Saya tidak habis pikir misink link dalam hal filsafat ini.
Karena sepengetahuan saya secara fakta sejarah dan empiris, bahwa filsafat yunani di teruskan oleh filsafat timur, dalam hal ini era pencerahan peradaban islam abad ke 7 sampai abad ke 14 . bahwa peradaban islam dimulai dari baghdad (abbasiah) sampai andalusia (ustmaniyah) dimana era islam di andalusia (spanyol) berperan penting dalam membuka era pencerahan eropa, saat eropa memasuki zaman medieval (abad kegelapan) namun disaat yang sama sejarah menceritakan banyaknya filsuf islam di spanyol yang mengembangkan teori filsafat, dan di teruskan oleh kelompok intelektual di florensia abad ke 15.
nama-nama filosof islam itu bisa di urutkan secara pendek:
era abbasiah : al -kindi, ar-razi, al-farabi, ikhwan al shafa,ibnu miskawih, ibnu sina ( avicenna ) al ghazali era ustmaniyah di andalusia dan grenada abad ke 11-14: ibnu bajjah, ibnu tuhfail, ibnu rusyid .
Di mana posisi mereka? para filsafat besar yang mempunyai peran besar, mengapa saya tidak menemukan di buku sejarah filsafat manapun, selain buku khusus filsuf islam ?
Apakah karena saat pencetakan buku-buku filsafat pada era superioritas barat terhadap bangsa lain (abad 19-20), sehingga melewatkan nama-nama besar yang tidak mungkin ditutupi ini. kenapa bisa terjadi hal ini didalam dunia filsafat yang harusnya dipelajari dan di isi oleh orang-orang berkualitas ,yang bijaksana dan objektive ?
Saya agak terkesima, dimana saya mengupas habis filsafat barat yang luar biasa mencerahkan,namun saat saya baca salah satu buku ibnu miskawih (filsuf abad 10) yang menyatakan teori evolusi yang hampir sama dengan teori darwin (filsuf abad 19) bahwa manusia berawal dari binatang (kera)
Dengan kutipan “evolusi berlangsung dari alam mineral ke alam tumbuh2an,berlanjut ke alam binatang,dan seterusnya ke alam manusia. Transisi dari alam mineral ke alam tumbuhan melalui (merjan), dari alam tumbuhan ke alam binatang melalui pohon kurma, dan alam binatang ke alam manusia melalui kera”
Sungguh terperangah membaca teori ini, yang 900thn lebih awal dari teori darwin yang sangat menghebohkan dunia sains dan agama saat itu.
Sudah selayaknya ilmu filsafat dan sejarah filafat di uraikan secara fakta dan bijaksana, mengapa harus ada rasa superioritas barat yang mengaburkan filsafat timur, seperti sejarah politik selalu di tulis oleh pemenang.
Padahal dimana dunia filsafat seharusnya memiliki kualitas yang bijaksana, objektive, dan intelektual tinggi.
Menurut saya, hal ini sungguh tidak bisa diterima dalam hal sejarah filsafat.
Semoga , pandangan kritis ini ada manfaatnya bagi para pemerhati filsafat. Agar teori filsafat timur juga dapat menjadi referensi kuat bagi pemerhati filsafat modern, selayaknya filsuf timur yang mampu membuka mata kaum intelektual di florencia dan memulai era pencerahan eropa. sumber
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar