Senin, 06 Februari 2012

Burung, Sahabat Pohon yang Setia

13281360041557411516 

Setiap pagi kita mendengar kicauan burung dari rindangnya pepohonan.  Kicauannya sangat merdu, menambah indah udara pagi yang sejuk. Burung-burung beterbangan dan menari-nari kian kemari. Mereka berkicau dan hinggap di dahan-dahan pohon. Mereka tampak selalu ceria dan bergembira menyambut pagi, bersiap menjemput karunia-Nya. Sang induk mencari makan dan membuat sarang baru serta memperkuat sarang lamanya.

Burung-burung itu merasa nyaman tinggal di pohon  Pohon laksana istana bagi mereka. Pohon memberikan tempat yang hangat untuk tidur. Pohon memberi keteduhan saat matahari bersinar terik. Pohon memberi perlindungan saat hujan dan badai datang.

Pohon menjadi sumber makanan bagi burung. Banyak burung yang makanan utamanya adalah buah atau biji dari pohon. Burung-burung itu memakan buah yang penuh gizi untuk pertumbuhan dan kekuatan tubuhnya. Mereka juga mencari makan untuk menyuapi anak-anaknya yang menunggu di sarang.

Pohon telah merelakan burung-burung memetik dan menyantap buah-buahnya.  Ia ikhlas memberikan buah yang telah diolahnya pada para burung yang bersarang. Pohon merasa lega ternyata hasil olahannya selama ini banyak diminati dan dapat menyambung hidup makhluk lain. Berbuah lalu menjadi santapan para burung lebih baik daripada buah membusuk dan terhempas menjadi sampah di permukaan tanah.

Burung-burung itu ternyata bukan makhluk yang hanya memanfaatkan pohon untuk mendapatkan makanan. Mereka memberi manfaat yang sangat besar bagi pohon. Burung membantu penyerbukan pada bunga yang sedang mekar, hingga perkawinan terjadi. Tanpa adanya penyerbukan, maka buah tidak akan terbentuk pada pohon. Ini juga berdampak pada hilangnya generasi pohon di masa mendatang bila pohon dalam hidupnya tidak mampu menghasilkan buah.

Manfaat terbesar yang diperoleh oleh pohon dari buah-buah yang diambilnya adalah tersebarnya biji. Bila pohon hanya mengandalkan dirinya yang tak bergerak, maka buah pohon akan jatuh hanya di dekat ia tumbuh. Bila mengandalkan bantuan angin, maka hanya pohon berbiji ringan yang bisa mengendarai angin untuk terbang ke tempat yang jauh. Namun lewat burung, biji bisa terbang lalu berkelana kemudian jatuh ke tempat yang jauh. Bahkan burung-burung yang dapat terbang melintasi samudera akan membawa biji pohon tumbuh di tempat yang sangat jauh dan mungkin tak terbayang oleh kita, manusia.

Burung dan pohon, sebuah fenomena persahabatan sejati. Kita bisa mencontoh bagaimana mereka hidup bersama, saling melindungi, meneduhkan, mencukupi kebutuhan dan menambah manfaat lebih satu sama lain. Burung dan pohon adalah dua makhluk yang sulit dipisahkan. Berkurangnya jumlah dan jenis salah satu dari mereka, maka yang lain akan terganggu. Burung tanpa pohon, ia akan kehilangan tempat tinggal, sumber makanan dan tempat bermain. Pohon tanpa burung, ia akan sulit berbuah dan menyebarkan biji dan buah-buahnya.

Seorang sahabat sejati harus saling memberi kebaikan satu sama lain. Sahabat sejati harus bisa meneduhkan, memberi perhatian, menyediakan waktu kala suka maupun duka dan berusaha untuk bisa membantu kebutuhannya. Ia selalu ingin sahabatnya bersuka cita, ceria dan gembira.

Ketika berada di samping sahabat sejati kita, tak ada lagi yang kita harapkan selain kenyamanan dan ketenangan, bukan? Hal inilah mungkin yang menginspirasi Burt Bacharach dan Carole Bayer Sager saat menciptakan lagu That’s What Friends Are For di tahun 1982. Lagu yang dinyanyikan pertama kali oleh Rod Stewart, namun kemudian makin populer ketika dibawakan oleh Dionne Warwick dan kawan-kawan untuk acara amal.

“Keep smilin’, keep shinin’…
Knowin’ you can always count on me, for sure…
That’s what friends are for…”
 
Sahabat sejati akan hadir saat kita memerlukan bantuannya. Berperan sebagai pelipur lara, menjadikan dirinya sebagai alarm kebaikan, dan bersedia menegur ketika kita lalai.

Sahabat sejati pun akan dengan senang hati memberikan pertolongan terbaik saat kita memerlukan bantuan. Selain itu, sahabat sejati diharapkan mampu memberikan sesuatu yang paling berharga sekali pun untuk dimanfaatkan demi kebaikan yang lebih besar.

Seperti sosok pohon dan burung sahabatnya, sahabat sejati seyogyanya dapat saling memberikan kemanfaatan satu sama lain. Ia tak ingin hanya menerima dari sahabatnya, namun ia juga berkeinginan untuk dapat memberi manfaat pada sahabat yang telah banyak membantunya. Ia tak ingin hanya memanfaatkan, namun juga mampu bermanfaat. Itulah sosok sahabat sejati.

Sahabat sejati adalah sebuah penjelmaan dari seseorang yang akan selalu berusaha menjadi manusia penuh syukur dalam hidupnya. Karena dalam persahabatan sejati, kata ’memberi’ adalah ungkapan syukur terbaik dari seorang manusia pada manusia lainnya.

Bukankah manusia yang tak bisa berterima kasih pada sesama manusia juga takkan bisa berterima kasih kepada Tuhannya? sumber

0 comments:

Posting Komentar