Kamis, 19 Januari 2012

Pengertian Interaksi sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat didalamnya memainkan peran secara aktif. Menurut Lev Vygotsky interaksi sosial memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif anak. Anak belajar melalui dua tahap. Pertama, melalui interaksi dengan orang lain, baik keluarga, teman sebaya, maupun gurunya. Kedua secara individual ia mengintegrasikan apa yang dipelajari dari orang lain kedalam struktur mentalnya.

Ada tiga hal penting yang digunakan Vygotsky untuk menjelaskan teorinya, yaitu: tools of the mind, zone of proximal development dan scaffolding.

Tools adalah alat yang memudahkan kerja manusia, seperti palu, gergaji, pisau dan lain sebagainya adalah alat yang memudahkan kerja manusia. Menurutnya kerja mental juga akan lebih mudah jika ada alat yang mendukungnya yang disebut tools of the mind yang berfungsi untuk mempermudah anak untuk memahami suatu fenomena, memecahkan masalah, mengingat dan berfikir.

Zone of proximal devlopment adalah suatu konsep tentang daerah yang akan segera mengalami perkembangan. Istilah zone menggambarkan bahwa perkembangan bukanlah suatu titik, tetapi
suatu daerah. Artinya bahwa aspek yang berkembang itu merupakan suatu kisaran. Luas kisaran tersebut sangat ditentukan oleh bantuan orang yang lebih ahli yang disebut dengan scaffolding.
Scaffolding adalah bantuan dari orang yang lebih mampu, lebih mengetahui dan lebih terampil dalam kisaran Zone of proximal development dengan tujuan membantu anak mengoptimalkan hasil belajar. Dengan scaffolding tingkat kesulitan masalah yang dihadapi anak sebenarnya tidak berubah menjadi lebih mudah, tetapi akan menjadi tools of the mind.



Untuk mempermudah memahami suatu obyek (dengan tools of the mind) maka anak bisa diberikan bantuan yang beragam macamnya, misalnya dengan menunjukkan cara menggunakan sesuatu atau menggunakan alat bantu. Bantuan tersebut pada tahap awal member petunjuk bagaimana cara melakukan sesuatu. Secara berangsur-angsur bantuan tersebut berkurang karena anak menjadi bisa melakukan sesuatu secara mandiri. Seperti contoh anak diberi lima kelereng, kemudian kemudian guru memberi contoh cara menghitungnya. Guru memegang tangan anak untuk menghitung dengan suara yang keras, “satu, dua, …....” dan seterusnya sampai lima. Mula-mula peran guru dominan dan anak hanya mengikuti gurunya. Lalu anak disuruh untuk mengulangi kembali. Secara perlahan bantuan tersebut dikurangi untuk memberikan peluang kepada anak berlatih sendiri. Setelah anak mahir menghitung sampai lima guru menambah jumlah kelereng menjadi tujuh atau sepuluh. Lalu anak mencoba menghitung kembali, mungkin saja ia dapat menghitung sampai sepuluh. Hal itu menandakan dengan bantuan guru anak tidak hanya bisa menghitung sampai lima tetapi mampu menghitung sampai sepuluh.
Menurut Jean Piaget anak secara aktif memahami pengetahuan dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan interaksinya anak mengembangkan scheme (skema). Skema merupakan memori atau gambaran anak tentang sesuatu. Misalnya anak setelah bermain sepeda dan diberi penjelasan bahwa itu adalah sepeda, maka anak mempunyai skema tentang sepeda di dalam otaknya. Menurutnya, ada dua tipe skema, yaitu skema figuratif dan skema operatif. Skema figuratif adalah skema tentang ciri benda yang secara langsung dapat dilihat atau diindra. Skema operatif adalah skema tentang hal-hal yang tidak dapat dilihat langsung dari bendanya, tetapi harus melalui proses berfikir. Misalnya pengertian nama, jumlah benda, besar dan kecil dan lain sebagainya. Skema operatif merupakan sistem simbol yang kelak berguna untuk berfikir abstrak.

Dengan demikian interaksi sosial sangat penting peranannya dalan upaya untuk mengoptimalkan perkembangan kemampuan berfikir anak, karena dengan adanya interaksi sosial anak akan menjumpai hal-hal yang belum dia kenal, sehingga anak akan bertanya dan berfikir tentang hal tersebut, dan ingin mengetahuinya. sumber


0 comments:

Posting Komentar