Kamis, 19 Januari 2012

Kesadaran akan Budaya

Apa itu Kebudayaan

Secara kodrati manusia telah digariskan untuk menjadi mahluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia akan selalu membutuhkan orang lain dalam melangsungkan kehidupannya. Alam semesta ini telah mengantar para manusia untuk saling berinteraksi dan saling bekerjasama. Interaksi dan kerjasama yang terbentuk di dalamnya termuat dalam sekumpulan manusia yang hidup bersama. Kumpulan manusia yang hidup bersama di suatu wilayah ini lebih lanjut disebut sebagai masyarakat, mengingat kelangsungan hidup mereka berjalan langgeng dan menghasilkan kebudayaan yang diselaraskan dengan system sosial yang dimilikinya.

Berbincang tentang kebudayaan, sepertinya telah disepakati bersama bahwa kebudayaan selalu mengikuti keberadaan masyarakat. Ingat bahwa tidak ada satupun masyarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan dan tidak akan pernah tercipta suatu wujud kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Namun, meskipun budaya diciptakan oleh masyarakat, budaya tersebut dapat pula mengendalikan masyarakat itu sendiri. Sehingga masyarakat haruslah pandai dalam mengatur arah gerak dari kebudayaanya. Pernyataan demikian didukung oleh Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski yang menyebutkan bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu (Soekanto,1982). Beliau menambahkan bahwa kebudayaan merupaka sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan turun-temurun dari generasi ke generasi dan terus hidup.

Sebelum berbincang lebih jauh mengenai kebudayaan, ada baiknya kita memahami definisi dan esensi dari kebudayaan terlebih dahulu. Harapannya adalah setelah memahami makna dan esensi dari budaya tersebut kita mampu menumbuhkan kesadaran budaya, yakni kesadaran untuk semakin mencintai budaya. Berikut merupakan definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi.

Menurut EB.Tylor kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat, dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota dari masyarakat. Kemudian Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi memandang bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karya manusia. Kemudian kebudayaan tersebut memiliki fungsi bagi manusia yani untuk melindungi diri terhada alam, mengatur hubungan antara manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia.

Kesadaran

Dalam psikologi, kesadaran didefinisikan sebagai tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap rangsangan eksternal dan internal, artinya terhadap persitiwa-peristiwa lingkungan dan suasana tubuh, memori dan pikiran. Dalam Cambridge International Dictionary of English (1995) ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Pertama, kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi (The condition of being awake or able to understand what is happening) (Nias Online,2011).

Kesadaran Budaya

Kesadaran budaya merupakan sikap positif manusia dalam menyikapi perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Kesadaran budaya sangatlah dibutuhkan dalam mengelola perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Hal ini dikarenakan oleh seringnya perbedaan budaya yang menimbulkan konflik-konflik di dalam masyarakat. Masyarakat terkadang lupa bahwa pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pola dan corak kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Sehingga mereka cenderung memperlakukan sama pada setiap bentuk kebudayaan. Padahal budaya itu sendiri terentuk sesuai dengan corak masyarakat yang bersangkutan. Sikap semacam inilah yang sering sekali memicu kesalahpahaman yang berujung konflik etnis.

Pada dasarnya budaya memiliki tiga bentuk, yakni wujud ideel, wujud kelakuan dan wujud fisik. Beragam wujud kebudayaan tersebut ada dalam kehidupan masyarakat, yang mana setiap bentuk kebudayaan tersebut haruslah diperhatikan dan dilestarikan keberadaannya. Kebudayaan yang kita miliki merupakan identitas jati diri kita. Berikut merupakan cara-cara yang dapat dijadikan sebagai alternative dalam menumbuhkan kesadaran budaya bagi kita semua:

1) Penanaman sikap multikulturalisme secara dini

Penanaman sikap toleransi terhadap beragam budaya hendaknya dilakukan sejak dini ini dimaksudkan untuk menciptakan kesiapan mental seseorang dalam menyikapi perbedaan yang ada. Dengan bekal kesiapan mental ini, seseorang tidak akan menganggap remeh budaya orang lain. Ia akan lebih memahami pentingnya mengharai dan menghormati kebudayaan yang dimiliki orang lain, sehingga intgegrasi sosial dapat tercapai dengan baik.

2) Sosialisasi budaya melalui lembaga pendidikan.

Kebijakan budaya local untuk dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan merupakan salah satu cara yang kritis untuk mengatasi degradasi budaya pada generasi muda. Sebagai contoh seni bahasa, tari dan seni musik telah dijadikan sebagai muatan local yang harus ditempuh oleh para peserta didik di sekolah. Tindakan ini secara langsung memberikan bimbingan kepada para sisw bahwa kebudayaan yang kita miliki sudah selayaknya kita lindungi. Kabudayaan tersebutlah yang menjadi asset kekayaan kita.

3) Penyelenggaraan beragam budaya sebagai upaya pelestarian budya.

Penyelenggaraan seni tari atau seni music dalam pertunjukan-pertunjukan merupakan salah satu cara yang bijak dalam usaha mengingatkan kembali kepada kita semua bahwa kitalah yang seharusnya senantiasa melestarikan kebudayaan yang kita miliki. Usaha ini sedikit banyak kembali mengingatkan kita semua akan pentingnya pelestarian budaya. Pertunjukan ini dapat ditemui dalam agenda hajatan masyarakat yang sering menggunakan pertunjukan ini sebagai upacara perayaan hajatnya. Seni budaya yang digunakan meliputi kebudayaan yang tradisional maupun modern. Bahan tidak menutup kemunginan pula perpaduan diantara keduanya.

4) Mecintai dan menjaga budaya yang dimiliki.

Mencintai dan menjaga kelestarian budaya sangat penting dalam hal ini. Tanpa rasa cinta dan peduli terhadap kebudayaan mustahil kita dapat menjaga eksistensi budaya yang kita miliki.

Referensi:

Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan, Mentalitas ,dan Pembangunan. Jakarta : Gramedia.
Lubis, Mochtar.1992.Budaya, Masyarakat dan Manusia Indonesia.Jakarta:Yayasan Obor.
Panuju, Redi.1996.Ilmu Budaya Dasar dan Kebudayaan.Jakarta:Gramedia.
Soekanto,Soerjono.1996.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Raja Grafindo.
Website
http://niasonline.net/2007/02/14/kesadaran/unduh tanggal 13 Maret 2011. (sumber)

0 comments:

Posting Komentar