Udin adalah satu-satunya pewaris kekayaan Pak Ahmad yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit dalam keadaan koma. Khawatir keburu mati, Udin pun memanggil Ustadz untuk mendoakan ayahnya supaya segera disembuhkan oleh TUHAN.
Sang Ustadz pun memenuhi panggilan Udin. Ketika Sang Ustadz menghampiri Pak Ahmad yang sedang tergolek lemah dengan selang oksigen di hidungnya, tiba-tiba nafas Pak Ahmad terasa sesak dan tangannya bergerak-gerak seperti orang ingin menulis sesuatu. Lalu diambillah pulpen serta kertas.
Setelah menulis, Pak Ahmad meninggal dan buru-buru kertas itu disimpan oleh Sang Ustadz ke dalam kantongnya. Setelah pemakaman selesai, Sang Ustadz kemudian ingat surat wasiat yang tadi ditulis oelh Pak Ahmad. Namun begitu suratnya dibuka, Sang Ustadz langsung pingsan. Udin, anak Pak Ahmad pun langsung mengambil surat itu dan membaca isinya: "Pak Ustadz..tolong selang oksigen saya jangan diinjak ! Saya gak bisa napas!"
sumberSang Ustadz pun memenuhi panggilan Udin. Ketika Sang Ustadz menghampiri Pak Ahmad yang sedang tergolek lemah dengan selang oksigen di hidungnya, tiba-tiba nafas Pak Ahmad terasa sesak dan tangannya bergerak-gerak seperti orang ingin menulis sesuatu. Lalu diambillah pulpen serta kertas.
Setelah menulis, Pak Ahmad meninggal dan buru-buru kertas itu disimpan oleh Sang Ustadz ke dalam kantongnya. Setelah pemakaman selesai, Sang Ustadz kemudian ingat surat wasiat yang tadi ditulis oelh Pak Ahmad. Namun begitu suratnya dibuka, Sang Ustadz langsung pingsan. Udin, anak Pak Ahmad pun langsung mengambil surat itu dan membaca isinya: "Pak Ustadz..tolong selang oksigen saya jangan diinjak ! Saya gak bisa napas!"
0 comments:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar