Kamis, 16 Februari 2012

Israel dalam Senjakala kehancuran

Dimensi ketidakpuasan sosial di antara warga rezim Zionis Israel semakin meningkat dan berbagai berita mengkonfirmasikan eskalasi demo anti-kinerja pemerintah Israel dalam beberapa hari mendatang.

Dalam hal ini serikat buruh Israel meminta seluruh pusat ekonomi di Palestina pendudukan untuk mengikuti aksi mogok massal.

Histadrut, serikat buruh terbesar Israel itu meminta seluruh lembaga dan pusat-pusat ekonomi di Palestina pendudukan untuk memenuhi permintaan aksi mogok secara nasional menyusul gagalnya perundingan antara Histadrut dengan kabinet PM Israel, Benyamin Netanyahu, soal kondisi kehidupan para buruh.

Permintaan berlanjutnya aksi mogok oleh pusat-pusat ekonomi rezim Zionis itu terjadi di saat dalam beberapa bulan terakhir, seluruh wilayah di Palestina pendudukan menghadapi aksi mogok dan demo para warga yang tidak puas atas memburuknya kondisi perekonomian mereka.

Fenomena tersebut menunjukkan berlanjutnya kondisi buruk ekonomi di Israel dan ketidakmampuan para pejabat rezim Zionis dalam menemukan jalan keluar dari krisis ekonomi.

Rezim ilegal ini sejak dibentuk 64 tahun lalu selalu menghadapi berbagai masalah, akan tetapi ini merupakan kali pertama rezim haram itu menghadapi protes dan demo rakyatnya secara meluas di seluruh wilayah Palestina pendudukan. Eskalasi demo itu menunjukkan bahwa selain tidak diakui eksistensinya di luar negeri, rezim Zionis Israel juga tidak diterima oleh warganya sendiri.

Warga Israel memprotes aksi para pejabat Israel yang dinilai telah mengumbar janji-janji palsu dan mengesankan bahwa Palestina pendudukan adalah surga yang dijanjikan kepada kaum Yahudi. Karena ternyata janji-janji tersebut hanya sekedar intrik untuk mengundang kaum Yahudi di seluruh dunia tinggal di Palestina pendudukan. Akan tetapi setelah menetap di Israel, kaum Yahudi itu baru menyadari kebohongan klaim-klaim pejabat Zionis khususnya soal pemberantasan diskriminasi. Kebijakan diskriminatif Tel Aviv itu ternyata bukan dilakukan hanya pada warga Palestina saja melainkan juga terhadap warga Yahudi sendiri.

Selain demo dan protes, dampak nyata lain dari ketidakpuasan warga Israel itu adalah peningkatan gelombang eksodus warga Yahudi dari Palesitna pendudukan. Maka lengkaplah penderitaan Tel Aviv. Segudang masalah sosial dan krisis ekonomi yang hingga kini mangkrak tak terselesaikan, diperparah dengan krisis populasi. Kini, Israel hanya berjarak sejengkal lagi dari kelumpuhan.

Krisis ekonomi telah mempersempit ruang bagi para pejabat Israel untuk membenahi berbagai sektor lain. Gelombang protes dan aksi mogok di Israel bukan hanya menjadi alarm bahaya bagi kabinet Netanyahu melainkan juga membuat bayang-bayang runtuhnya rezim haram ini semakin jelas terasa bagi para pejabat Tel Aviv. Parahnya, Israel tidak dapat mengandalkan bantuan dari sekutu-sekutunya di Barat, mengingat mereka juga menghadapi masalah yang sama. SUMBER: KONSPIRASI.COM

0 comments:

Posting Komentar