Minggu, 19 Februari 2012

Interpretasi Output Data SPSS

 
Regressi Linear Berganda
Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh sikap pimpinan perusahaan, kondisi keuangan, dan iklim organisasi terhadap kepatuhan pajak di Kota Ambon. Setelah melakukan pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan perangkat lunak SPSS Ver. 19. 

Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
Iklim Organisasi, Sikap, Kondisi Keuangana
.
Enter
a. All requested variables entered.

Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.552a
.304
.270
.75561
a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi, Sikap, Kondisi Keuangan

ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
15.234
3
5.078
8.894
.000a
Residual
34.828
61
.571


Total
50.062
64



a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi, Sikap, Kondisi Keuangan
b. Dependent Variable: Kepatuhan Pajak

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.403
.609

-.662
.510
Sikap
.422
.125
.373
3.372
.001
Kondisi Keuangan
.048
.123
.047
.394
.695
Iklim Organisasi
.289
.116
.300
2.490
.016
a. Dependent Variable: Kepatuhan Pajak

Berdasarkan hasil olah data tersebut, diperoleh persamaan regresi berikut ini.
Y = -0,403 + 0,422 X1 +  0,048 X2 + 0,289 X3

Berdasarkan persamaan regresi berganda seperti di atas, selanjutnya dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
  1. Nilai koefisien b0 sebesar -0,403 berarti apabila variabel-variabel X sama dengan nol maka diperkirakan kepatuhan pajak wajib pajak badan akan menurun.
  2. Nilai koefisien b1 = 0,422 menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara sikap kepatuhan pajak dengan kepatuhan pajak wajib pajak badan di Kota Ambon. Artinya, apabila sikap kepatuhan pajak baik maka tingkat kepatuhan pajak diprediksi juga akan baik dengan asumsi variabel lainnya konstan atau tetap.
  3. Nilai koefisien b2 = 0,048 menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel kondisi keuangan dengan kepatuhan pajak wajib pajak badan di Kota Ambon. Hal ini berarti jika kondisi keuangan perusahaan mendukung atau tidak bermasalah maka diperkirakan kepatuhan pajak wajib pajak badan di Kota Ambon juga akan meningkat.
  4. Nilai koefisien b3 = 0,289 menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel iklim organisasi dengan kepatuhan pajak. Artinya, jika iklim organisasi mendukung maka dapat diprediksi kepatuhan pajak wajib pajak badan di Kota Ambon juga akan baik.

 Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa seluruh variabel yang dimasukkan dalam model seperti ditunjukkan pada persamaan regresi di atas semuanya memiliki pengaruh yang positif (searah) sehingga jika variabel-variabel ini mendukung maka diperkirakan akan menyebabkan tingkat kepatuhan pajak akan baik pula.

Hasil olah data untuk ANOVA menunjukkan nilai F (Value) = 8,894 dengan nilai P (Prob > F) atau signifikansi 0,000a memberikan informasi tentang signifikansi model pada taraf kepercayaan 95 % (a = 0,05), ini berarti model yang dipakai signifikan secara statistik karena P < a = 0,05 (0,000 < 0,05). Karena model signifikan, maka penafsiran, peramalan atau inferensi yang lain dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi tersebut.

Berikutnya akan dilihat tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara variabel bebas terhadap variabel terikat, demikian pula dengan tingkat determinasinya. Tingkat korelasi variabel bebas terhadap variabel terikat ditunjukkan oleh nilai R sebesar 0,552 yang memberikan informasi bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara variabel sikap kepatuhan pajak, kondisi keuangan, dan iklim organisasi terhadap kepatuhan pajak wajib pajak badan di Kota Ambon. Besarnya daya ramal model diberikan oleh nilai koefisien determinasi yang disimbolkan dengan R2 (R-Square) sebesar 0,304 yang berarti model mempunyai daya ramal sebesar 30,4 % atau sekitar 30,4 % variasi naik turunnya kepatuhan pajak dapat dijelaskan oleh model atau dengan kata lain variasi perubahan kepatuhan pajak dipengaruhi oleh variabel-variabel sikap kepatuhan pajak, kondisi keuangan, dan iklim organisasi sedang sisanya sebesar 69,6 % diakibatkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis. 

0 comments:

Posting Komentar