Minggu, 12 Februari 2012

Ayatollah Khamenei: Pemberlakuan Sanksi Bukti Lemahnya Amerika

Ayatollah Sayid Ali Khamenei dalam khotbah Jumatnya mengatakan bahwa Revolusi Islam berhasil melenyapkan kondisi tertekan, ketakutan dan penistaan historis yang dipaksakan kepada Iran dan membawa hadiah kejayaan nasional dan kebebasan bagi rakyat Iran.

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran seraya menyinggung kemajuan Iran pasca kemenangan Revolusi Islam hingga kini mengatakan, "Selama tiga dekade lalu, bangsa Iran mampu melewati seluruh ujian seperti perang delapan tahun, sanksi dan terorisme. Semua ini tidak pernah mampu membuat Revolusi Islam Iran bertekuk lutut.

Mengenai semakin beratnya sanksi yang diberlakukan terhadap Iran, Imam Khamenei menjelaskan bahwa segala bentuk sanksi Amerika pada intinya menunjukkan kelemahan negara ini dan tidak memiliki wacana rasional dalam menghadapi Iran. Karena Amerika hanya mengenal logika kekuatan dan darah.

Sekaitan dengan pemilu legislatif Iran beliau mengatakan, "Wibawa bangsa Iran yang paling menakutkan bagi musuh dan membuat mereka takut adalah partisipasi rakyat dalam setiap pemilu."

"Partisipasi luas rakyat dalam pemilu mampu mempengaruhi kinerja lembaga-lembaga negara yang lain. Oleh karenanya, semakin besar partisipasi rakyat, maka kredibilitas negara semakin tinggi dan semakin besar perlindungan terhadap Iran," tambah Rahbar.

Wali Amr Muslimin tidak lupa menjelaskan tentang transformasi regional. Menurut beliau, "Dalam atmosfer gerakan revolusi yang telah menang seperti di Tunisia, Mesir dan Libya, apa yang diinginkan rakyat berhasil dan tentu saja ini sebuah peristiwa yang manis dan penuh berkah."

Dampak penting gerakan revolusi di negara-negara kawasan adalah semakin lemah dan terisolasinya rezim Zionis Israel dan sebaliknya, para pemuda Palestina semakin berharap akan masa depannya.

Di bagian lain dari khotbahnya Ayatollah Khamenei menyinggung revolusi Bahrain dan menyebutnya paling teraniaya di bandingkan revolusi-revolusi yang lain di kawasan. Ditegaskannya, "Revolusi rakyat Bahrain diboikot oleh semua media-media di dunia."

Sekaitan dengan tuduhan penguasa Bahrain bahwa Iran mencampuri urusan dalam negerinya, Rahbar menilai tuduhan itu tidak berdasar dan salah. Rahbar mengatakan, "Bila Iran ingin mengintervensi sebuah negara, maka secara transparan hal itu akan diumumkan. Sebagai contoh, kami melakukan intervensi dalam hal-hal terkait anti Zionis Israel yang hasilnya adalah kemenangan dalam Perang 33 Hari dan Perang 22 Hari. Setelah ini juga kami nyatakan, bahwa siapa saja yang menentang rezim Zionis Israel, maka kami adalah pendukungnya dan akan membantunya."

Rahbar dalam khotbahnya juga menegaskan bahwa kini Amerika dan Eropa semakin lemah di bidang ekonomi, politik dan internasional. Dikatakannya, "Amerika kalah dalam masalah Irak, Afghanistan dan Palestina. Sementara dalam urusan internalnya, Amerika juga menghadapi masalah dan hadirnya rakyat selama 4 bulan di jalan-jalan di negara ini menunjukkan hal tersebut."

Khotbah kedua Ayatollah Khamenei disampaikan dalam bahasa Arab yang isinya memperingatkan upaya Barat untuk menyimpangkan revolusi-revolusi rakyat di negara-negara Arab. Beliau menegaskan, "Kesamaan semua rezim yang telah ditumbangkan adalah menentang agama, boneka Barat, kerjasama dengan Zionis Israel dan melakukan kejahatan terkait masalah Palestina." (IRIB Indonesia/SL)

0 comments:

Posting Komentar