Jumat, 24 Februari 2012

Pakaian Adat Indonesia sebagai Identitas Bangsa

Pakaian adat Indonesia adalah kelengkapan yang dipakai oleh seseorang, khususnya Indonesia yang menunjukkan etos kebudayaan masyarakat Indonesia. Pakaian adat Indonesia tersebut bermacam-macam sesuai dengan daerah yang ada di Indonesia.

Pakaian adat Indonesia merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang bersifat khas dan bermutu dari suku bangsa yang ada di Indonesia. Kekhasan tersebut dalam pandangan Ki Hajar Dewantara dianggap sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah yang dapat mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga.

Pada mulanya, pakaian berguna untuk menutupi atau melindungi bagian tubuh yang rentan terhadap lingkungan sekitar, baik pelindung dari terik maupun dari dingin yang mencekam. Namun seiring berjalannya waktu, pakaian pun dijadikan sebagai kelengkapan untuk mengetahui status sosial, budaya, dan kondisi wilayah tertentu sehingga muncullah pakaian adat Indonesia yang beragam.

Selain untuk pengamanan jasmaniah, terdapat pula fungsi-fungsi menurut pesan-pesan nilai budaya yang terkandung di dalam pakaian adat Indonesia, yang berkaitan pula dengan aspek-aspek lain dari kehidupan berkebudayaan. Pemahaman nilai budaya yang dipesankan itu biasanya lahir melalui simbol-simbol dari berbagai macam hias pakaian adat Indonesia dari suatu masyarakat. Misalnya saja masyarakat suku Tolaki yang telah terhimpun dalam masyarakat kerajaan Konawe dan Mekongga, sudah tentu pakaian adat tradisional sejak saat itu mengandung fungsi religius di samping fungsi-fungsi lainnya.

Bahkan secara keseluruhan, masyarakat Sulawesi Tenggara menerima pengaruh dari berbagai kebudayaan luar, baik dari luar daerah maupun dari luar negeri. Dari arti simbolik yang dikandung oleh pakaian adat Indonesia tradisional sekaligus mengungkapkan bahwa warna, bentuk dan letak serta cara pemakaian pakaian adat Indonesia itu mengandung fungsi-fungsi etika, estetika, religius, sosial dan simbolis.

Pada umumnya, pakaian adat Indonesia itu tidak hanya berfungsi tunggal, bahkan biasanya berfungsi jamak. Terutama pada pakaian adat upacara, terkandung berbagai fungsi praktis di dalamnya. Fungsi-fungsi pakaian adat Indoensia tersebut antara lain adalah :
Pakaian Adat Indonesia - Fungsi Penting Pakaian Adat

Pakaian adat Indonesia memliki fungsi yang beragam. Tidak hanya berfungsi sebagai pelindung atau sekedar identitas dari sebuah daerah di Indonesia saja. Fungsi pakaian adat Indonesia lebih dari itu, tetapi lebih menunjukkan unsur kekentalan budaya masing-masing. Berikut beberapa fungsi dari pakaian adat Indonesia, dari segi etik hingga simbol:
Fungsi Etik Pakaian Adat Indonesia

Pakaian adat Indonesia mempunyai ketentuan-ketentuan pemakaiannya. Misalnya, macam pakaian yang boleh dipakai oleh para pejabat, bukan pejabat, yang bangsawan dan rakyat biasa. Pemakaian pakaian adat merupakan salah satu kode etik yang sudah ada ketentuan pemakaiannya menurut daerah khas masing-masing. Misalnya memiringkan songkok, menyelempangkan sarung dan menghadapkan hulu keris ke perut sendiri, atau berpakaian adat dengan kepala terbuka. Pemakaian pakaian adat Indonesia sesuai tatakrama penggunaannya dipandang baik dan sopan.

Contohnya, pada masyarakat Tolaki, berpakaian adat di rumah walaupun sederhana asalkan bersih dan menutup aurat menunjukkan fungsi etik, sedangkan bersepatu atau beralas kaki di dalam rumah adalah hal yang dianggap tidak sopan. Contoh lain yang menunjukkan fungsi etik pakaian adat Indonesia adalah pakaian penghulu yang terdapat di ranah Minang. Tidak semua orang dapat memakai pakaian kebesaran adat Minangkabau ini.

Di samping itu, pakaian tersebut bukanlah pakaian harian yang seenaknya bisa dipakai oleh seorang penghulu, melainkan sesuai dengan tata cara yang telah digariskan oleh adat.

Kelengkapan lain yang mendukung pakaian adat Indonesia pun hendaknya dikenakan sesuai dengan ketentuan adat masing-masing karena menggunakan perangkat adat dengan tidak tepat sama halnya dengan tidak mengenal kebudayaan nasional negeri kita.
Fungsi Estetik Pakaian Adat Indonesia

Keindahan pakaian adat Indonesia, baik oleh bentuknya maupun warna dan hiasan-hiasannya sangat menjadi perhatian. Ditambah dengan pemakai alat perhiasan yang beraneka bentuk dan warna yang bertujuan untuk menciptakan keindahan yang sedap dipandang mata.

Apalagi dengan perhiasan terbuat dari emas dan perak bagi kaum wanita, atau kopiah berhias bagi kaum pria, salah satu fungsi utamanya adalah untuk menambah rasa keindahan, baik oleh pemakai maupun yang memandangnya. Demikian halnya dengan penggunaan ikat pinggang dari logam di kalangan wanita remaja, lebih menonjolkan fungsi estetik dibandingkan dengan fungsi lainnya.
Fungsi Religius Pakaian Adat Indonesia

Seperti yang kita ketahui, Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku dan budaya. Yang pasti, di dalamnya pun terdapat bermacam-macam ajaran agama. Oleh karena itu, pakaian adat Indonesia pun mayoritas menunjukkan nuansa religius yang bertendensi untuk menjalankan syariat agama tertentu. Sebagai contoh, pakaian adat Jawa Barat yang berupa jas takwa, kain dodot, celana panjang, dan bendo (penutup kepala) muncul bertolak dari kesadaran religius agama Islam yang beredar di wilayah tersebut.

Ajaran Islam untuk menutup aurat perempuan yang menyebar secara luas di wilayah Indonesia diaplikasikan ke dalam bentuk pakaian adat Indonesia jenis baju kurung (Minangkabau dan Aceh), kebaya (Jawa Barat), serta penggunaan kain kudung dan karembong (untuk wilayah Sumatera dan Jawa).
Fungsi Sosial Pakaian Adat Indonesia

Penentuan bentuk dan warna pakaian adat Indonesia untuk tiap tingkat kemasyarakatan pemakai adalah suatu identitas yang biasanya telah dibakukan oleh masyarakat adat tertentu. Misalnya pakaian pejabat, pejabat keagamaan, pakaian golongan atas, golongan tengah, dan lain-lain. Ketentuan-ketentuan itu menunjukkan kedudukan sosial kemasyarakatan warga pemakai pakaian adat tradisional.
Fungsi Simbolik Pakaian Adat Indonesia

Pada pakaian adat Indonesia yang biasa dikenakan saat upacara pernikahan adalah suatu simbol idaman orang tua dan keluarga kiranya rumah tangga baru itu akan tumbuh menjadi rumah tangga sejahtera dan bahagia. Oleh karena itu, pengantin disimbolkan sebagai raja sehari.

Selain itu, ada juga fungsi lain dari pakaian adat Indonesia yang secara simbolik melambangkan makna tertentu. Sebagai contoh, kain songket yang dihasilkan oleh perempuan-perempuan penenun di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Lombok, dan Sumbawa ini biasanya membedakan antara kain yang digunakan oleh gadis atau perawan dengan kain yang digunakan oleh wanita yang sudah menikah.

Hal tersebut juga berlaku untuk pakaian adat Indonesia lainnya yang tidak menggunakan kain songket. Biasanya, pakaian adat Indonesia yang digunakan gadis perawan akan lebih berwarna-warni dibandingkan dengan perempuan yang sudah menikah. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang sudah menikah tidak lagi punya daya tarik dan harus menutup diri untuk memikat lawan jenisnya dengan menggunakan pakaian yang tidak mencolok atau berwarna-warni.
Faktor Pembentuk Pakaian Adat Indonesia

Pakaian adat Indonesia muncul disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi aspek geografis, budaya, dan agama. Kondisi geografis di wilayah tertentu akan berpengaruh terhadap pakaian adat tertentu. Misalnya, wilayah yang keadaan geografisnya menunjukkan suhu udara yang tinggi biasanya membentuk pakaian adat yang lebih tertutup daripada pakaian adat dari wilayah dengan suhu udara yang rendah.

Aspek budaya pun berpengaruh terhadap jenis-jenis pakaian adat Indonesia. Sebagai contoh, baju penghulu dari Minangkabau yang berwarna hitam menunjukkan lambang kepemimpinan. Selain itu, kelengkapan lain berupa keris pun tidak diperkenankan dipakai oleh yang bukan penghulu. Pemakaian keris ini mengandung makna bahwa seorang penghulu harus berpikir terlebih dahulu jika melakukan sesuatu, serta jangan cepat marah dalam menghadapi persoalan.

Terakhir, aspek agama yang juga berpengaruh terhadap karakter pakaian adat Indonesia. Aspek ini sangat berpengaruh karena masyarakat Indonesia terkenal dengan sifat religius yang juga terdapat dalam sila pertama Pancasila. Oleh karena itu, tidak heran apabila pakaian adat Indonesia mayoritas lebih tertutup dibandingkan pakaian adat negara lain. sumber: http://www.anneahira.com/pakaian-adat-indonesia.htm

0 comments:

Posting Komentar