Rabu, 25 Januari 2012

Mengenang Yesus Sang Juru Selamat

Tahun 1995 seorang Kristiani, ahli teologi Islam di Oxford University, Inggris, Geoffrey Parrinder, menulis sebuah buku yang sangat unik dan menarik berjudul Jesus in The Qur'an. Kajian Geoffrey Parrindar dalam bukunya, menunjukkan bahwa Yesus merupakan salah satu dari sekian nabi yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dan terhormat dalam Islam. Setelah nabi Muhammad saw, tidak ada anak manusia lain yang paling sering dibicarakan dalam Al-Qur'an selain Yesus Kristus. Yesus dalam Al Quran disebut 'Isa. Nama Yesus berasal dari perkataan bahasa Syiria, Yeshu' , dan dalam bahasa Arab menjadi 'Isa. Di dalam Al Quran terdapat tiga surat yang berkaitan dengan Isa, yaitu: surat Al Imran, Al Maidah, dan Maryam. Nama Isa disebut sebanyak 35 kali, dan umumnya turun pada surat-surat Madaniyah, sedangkan sebutan tidak langsung namun berkaitan dengan 'Isa sebanyak 93 kali di dalam 15 surat. Al Quran memberikan sejumlah gelar kehormatan kepada 'Isa as, setidaknya tiga gelar utama, yaitu: nabi, al-Masih dan Anak Maryam.
Yesus dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an menyediakan informasi yang mendetail tentang tahap-tahap kehidupan Yesus (as), dari kelahirannya, perjalanan dakwah tauhidnya, proses pengangkatannya ke haribaan Allah, kemunculannya kembali dan kematiannya. Dalam al-Qur’an, banyak terdapat ayat yang menggambarkan penghormatan yang begitu tinggi terhadap Yesus. Dalam surah Ali-Imran ayat 45, Yesus digambarkan sebagai sebuah Kalimat dari Allah. Tentu saja ada perbedaan penafsiran "Kalimat Allah" antara teologi Kristen dengan kalangan umat Islam. Islam menyebut Yesus sebagai kalimat Allah justru untuk menegaskan statusnya sebagai nabi. Karena statusnya tinggi sebagai nabi, Yesus menjadi manifestasi sempurna dari Allah, orang yang menyampaikan pesan Allah, yang berkata atas nama Allah dan karenanya menjadi Kalimah Allah, bukan Allah itu sendiri yang menjelma. Dalam penafsiran lain, Ia diciptakan langsung dengan kalimat Allah yakni "Kun" maka terciptalah ia, tanpa melalui proses pencampuran sperma dan sel ovum sebagaimana kebanyakan kelahiran manusia pada umumnya.
Selain digelari ‘Kalimat Allah’, Yesus juga disebut sebagai ‘Ruh Allah’. Allah swt berfirman: "Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan) dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya"(4:171). Ruh adalah simbol paling nyata tentang eksistensi Tuhan. Karena itu, mungkin ini menjadi alasan bagi kalangan Kristen menganggap Yesus memiliki sifat ketuhanan. Sedangkan –mengutip bahasa Muhsin Labib- teologi Islam memahaminya sebagai ruh yang telah dibersihkan sedemikian rupa sehingga menjadi cermin yang dengannya Tuhan dikenal. Ibnu al-‘Arabi, dalam The Bezels of Wisdom (Fushus al-Hikam) mengatakan, "Biara menjadi suci bukan karena kesucian dalam bangunannya, tetapi karena ia merupakan tempat menyembah Tuhan". Gelar yang lain kepada 'Isa ialah al-Masih (messias, mashiah, kristus), yang arti harfiah ialah "diurapi". Sebelum Islam datang kata al-Masih memang sudah dikenal di Arabia bagian selatan. Di dalam Al Quran sebutan al-Masih disebutkan sebanyak 11 kali. Di dalam bahasa Ibrani kata mashiah digunakan untuk mengacu pada seorang juru selamat yang dinanti-nantikan. Kata itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani menjadi Kristos. Jadi, nama Isa al-Masih adalah identik dengan Yesus Kristus. Bisa juga kata al-masih dikaitkan dengan kata masaha dalam bahasa Arab, artinya membasuh atau menyucikan. Gelar lain yang sering disebut di dalam Al Quran ialah Anak Maryam ('Isa Ibn Maryam). Kisah kelahiran 'Isa Ibn Maryam dijelaskan dua kali secara rinci dalam Al Quran. "Anak Maryam dan ibunya" dikatakan telah dipilih sebagai tanda karena ia memberikan keterangan dan bukti-bukti tentang Tuhan (Qs. 2: 87, Qs. 23:50, Qs. 43:63). Seorang pakar tafsir modern, Baidawi, mengatakan bahwa gelar Anak Maryam dipakai untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa 'Isa dilahirkan dan merupakan anak manusia, bukan anak Tuhan sebagaimana dalam doktrin Kristen. Keistimewaan lainnya, nama Al-Masih Isa putra Maryam adalah pemberian langsung dari Allah SWT, tidak sebagaimana kelahiran anak pada umumnya, anggota keluarganyalah yang memberi nama (Baca Qs. Ali Imran: 45)
Misi Para Nabi
Sebagaimana telah dituliskan, menurut Al-Qur'an, Yesus Kristus hanyalah anak manusia dan posisinya sama dengan nabi lainnya yang di utus oleh Tuhan Semesta Alam untuk menciptakan keadilan di muka bumi. Sebagaimana nabi lainnya, Yesus pun memiliki kuasa (eksousia) sehingga mampu memperlihatkan mukjizat sebagai tanda atas kenabiannya. Mukjizat itu sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Maidah ayat 110 diantaranya, mampu berbicara sejak baru dilahirkan, membentuk burung dari tanah, mampu menyembuhkan orang buta bahkan menghidupkan orang yang telah mati, yang kesemuanya itu terjadi dengan seizin Allah SWT. Namun, yang paling penting dari status kenabian Yesus, bukan pada kemampuannya memperlihatkan mukjizat, tetapi kepeduliannya terhadap orang-orang menderita sakit, miskin, tertindas, dan orang-orang yang sesat jalan hidupnya. Diantara misi perjuangan para nabi dan pelanjutnya yang ditegaskan Al-Qur'an adalah melepaskan dari beban berat dan belenggu-belenggu yang memasung kebebasan ummat manusia (Qs. Al-A’raf : 157). Al-Qur'an menggambarkan ajaran yang dibawa para nabi adalah ajaran yang penuh antusias dan menawarkan mimpi besar tentang kesejahteraan dan keadilan, roh perjuangan mereka adalah memerdekakan manusia dari segala bentuk penindasan dan penyembahan kepada sesama makhluk. Sedangkan para nabi dan rasul adalah revolusioner. Mereka diutus Allah untuk mengubah dunia sesuai dengan kehendak Ilahi. Nabi Ibrahim memproklamasikan revolusi tauhid menentang kemusyrikan dan tirani Namrudz. Nabi Musa membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Fir’aun. Nabi Isa as (Yesus Kristus) mendeklarasikan revolusi spritual melawan kekuasaan tirani Imperium romawi. Injil menulis tentang Yesus as "Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka" (Wahyu 21:4).
Sumber : http://abna.ir/

0 comments:

Posting Komentar