Jumat, 20 Januari 2012

Kisah tentang seorang Juyyuf dan Qadhi yang shaleh

"Di suatu negeri hiduplah seorang Juyyuf (pembongkar kuburan untuk diambil isinya) yang sudah sangat terkenal. Seorang Qadhi yang shaleh, ketika sudah merasa bahwa hari kematiannya sudah dekat, lalu memanggil si Juyyuf seraya berpesan, "Saya dengar anda suka membongkar kuburan. Tapi pada hari ini, saya merasa telah dekat dengan ajal. Untuk biaya kafan dan sebagainya, telah kami persiapkan sebesar sekian. Silahkan ini diambil, tapi jangan kau bongkar kuburanku nanti."

Kemudian si Juyyuf berkata, "Kalah begitu, baiklah." Maka pulanglah si Juyyuf ke rumahnya. Setibanya di rumah, ia menceritakan tentang keadaan Qadhi yang shaleh tersebut kepada istrinya, "Kalau begitu berhati-hatilah, jangan kau curi (isi kuburannya nanti)," kata istrinya. Ketika Qadhi yang shaleh itu benar-benar telah meninggal dan telah dikuburkan (pula), si Juyyuf berkeinginan sekali untuk mencuri kain kafan sang Qadhi tersebut, tetapi istrinya selalu melarangnya. Tapi si Juyyuf tetap bersikeras tidak mengindahkan larangan istrinya, maka dibongkarlah makam Qadhi tersebut. Ketika itu ia melihat mayat Qadhi itu telah duduk dan di sisinya ada dua malaikat.

Malaikat pertama berkata kepada lainnya :

"Ciumlah kedua kakinya," Malaikat yang kedua itu kemudian mencium kaki Qadhi tersebut, lalu berkata, "Tidak ada sesuatupun maksiat pada kaki itu." "Ciumlah kedua tangannya." Kemudian Malaikat yang kedua itu mencium kedua tangan sang Qadhi, lalu ia berkata, "Ia tidak berbuat maksiat dengan kedua tangannya." "Ciumlah kedua matanya." Kemudian ia menciumnya dan tetap berkata, "Mayat ini tidak melihat yang haram dengan kedua matanya." "Ciumlah pendengarannya." Kemudian ia menciumi telinganya dan tidak menemukan apa-apa. "Ciumlah telinga yang sebelahnya." Malaikat yang kedua ini tertegun sejenak setelah mencium telinga yang sebelahnya. "Apa yang kamu temukan?" "Saya menemukan bau." "Apakah kamu tidak tahu, bau apakah itu?" "Sesungguhnya orang tersebut pernah mendengarkan dengan salah satu alat pendengarannya kepada salah seorang yang sedang bertikai, lebih banyak daripada yang lain."

Kemudian telinga Qadhi itu membengkak dan menyemburkan api yang menjilat-jilat memenuhi kuburannya. Lalu api itu menyambar mata si Juyyuf sehingga matanya buta." Kisah ini diambil dari Kitab "Qam'u nufus". (pengumpul hikmah)

0 comments:

Posting Komentar