Rabu, 25 Januari 2012

Kisah Cinta Nabi Yusuf AS dan Zulaikha

Di suatu malam yang tenang, dengan langit yang hitam pekat, bintang yang berjuta kecantikannya, angin yang kuat terasa lembut memukul wajah. Ketenangan malam itu membuatkan Zulaikha lena dikamarnya.

Ditengah-tengah keindahan malamnya, mimpi indah hadir dalam lenanya. Susuk pemuda tampan yang mengumpulkan ketampanan separuh manusia dunia hadir dalam mimpinya di tengah taman yang indah dan mewangi.

Keindahan taman itu seperti hilang diatasi ketampanan wajah si pemuda tampan itu.
Hati Zulaikha bergoncang hebat.
Hatinya jatuh cinta pada pemuda itu.
Ya, jatuh cinta.
Zulaikha tewas dengan ketampanan pemuda tampan itu.


"Duhai,siapakah...siapakah pemuda itu?"

Zulaikha termangu-mangu apabila bangun dari tidurnya.
Cinta Zulaikha pada si pemuda tampan itu kian menusuk ke dalam hatinya.

“Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku
Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ?
Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ?
Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ?
Api telah membakar seluruh isi hatiku.”

Setiap malam dilaluinya dengan memohon dan memohon agar dipertemukan dengan pemuda yang menjadi igauannya sejak mimpi yang dialaminye sebelum ini.
Pada suatu malam, pemuda tampan itu dihadirkan sekali lagi dihadapannya dalam mimpinya.
Zulaikha bertanya,
”Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh
perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ?
Siapakah engkau ?”


pemuda itu berkata,
“Aku Wazir Agung dari Mesir”
Zulaikha bingkas bangun mencari Wazir Agung agar dapat bertemu dengannya. Zulaikha berkata kepada ayahandanya agar dikahwinkan dengan Wazir Agung itu. Ayahandanya terdiam dan ingin mengetahui sejauh manakah keinginan Zulaikha ingin bertemu Wazir Agung itu.

Suatu hari diundanglah seorang Wazir.
Di balik pintu, Zulaikha melihat dengan dada yang berdegup kencang.


“Diakah..diakah orang yang telah mencuri hatiku ?”



Apabila dilihat wajah Wazir itu, alangkah sedihnya hati Zulaikha kerana bukan dia si pemuda tampan yang menjadi harapan.
Tiba-tiba Zulaikha terdengar satu suara.



"Melalui wazir inilah engkau akan bertemu dengan pujaan hatimu."


Zulaikha yang sudah lemah lunglai, hampir putus harapan, kini kembali
bersemangat. Zulaikha tetap melangsungkan perkahwinan dengan Wazir Agung Mesir itu.
Namun keanehan dalam rumahtangga mereka jelas tetapi Wazir terima takdir yang telah ditentukan.


Demikianlah Zulaikha sudah lama tidak dihadiri mimpi si pemuda tampan.
Ingin sekali Zulaikha menyebut-nyebut namanya namun dia tidak tahu nama pemuda tampan itu. Hanya bayang-bayangnya yang tidak lepas dari angan-angan Zulaikha. Siang malam dihabiskan dengan mengingati orang yang dicintainya.


Suatu malam, dihadirkan lagi pemuda itu ke dalam mimpinya.
Zulaikha bertanya,
“Siapakah Tuan yang memiliki wajah separo manusia dunia ?”
“Siapakah nama Tuan ?”


Si pemuda tersenyum,
Senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya,
Menyegarkan yang layu,
Menyembuhkan hewan-hewan yang sakit.
“Aku Yusuf.."



Zulaikha terbangun dari tidurnya.
Bayang Yusuf semakin bertambah dan bibir Zulaikha hanya mengungkapkan nama Yusuf..Yusuf..

Pada suatu hari, Zulaikha terdengar ada seorang budak bernama Yusuf di pasar. Lalu dia bergegas mengajak dayang-dayangnya ke sana. Dengan tandunya diiringi dayang-dayang, Zulaikha menuju ke pasar. Diintipnya dari tirai kuning tandunya itu untuk melihat budak yang bernama Yusuf itu.

"Tuhan!!" pekiknya dengan nada tahan.

"Dia..dialah dalam mimpiku!"

“Pelayan.beli budak yang dipasar itu. Berapapun harganya beli. Jangan sampai
kedahuluan oleh orang lain. Kalau perlu, katakan pada mereka, isteri wazir
Agung Mesir yang membeli budaknya”



Yusuf dijadikan budak kepada wazir dan Zulaikha. Yusuf dilayan dengan istimewa dengan diberi pakaian yang indah dan mkanan yang sama seperti wazir dan Zulaikha. Budak lain semuan
ya iri hati dengan keistimewaan Yusuf itu. Sejak hari itu, Zulaikha mencuba untuk menarik perhatian Yusuf walau dengan apa cara sekalipun.


Pada suatu hari, Zulaikha mengajak Yusuf melalui lorong-lorong kamar. Semua pintu kamar dikunci Zulaikha dan setiba di kamar terakhir, jauh dari yang lain, Zulaikha mengunci kamar itu juga secara diam-diam. Kerinduan Zulaikha pada Yusuf yang sudah bertahun-tahun lamanya sudah tidak dapat ditahan lagi.


Zulaikha mendekati Yusuf tetapi Yusuf menghindar.

Yusuf tidak mahu terjatuh ke lembah hina itu,dia pun melangkah kaki dari kamar itu lalu Zulaikha menarik baju Yusuf sehingga terkoyak. Yusuf pun lari dan keluar dari kamar-kamar itu seperti Allah yang membukakan pintu-pintu kamar yang telah dikunci itu.



Aib kejadian itu terbongkar dan semuanya mencemuh Zulaikha.


Cara halus tidak dapat menggoyangkan iman Yusuf lalu Zulaikha menggunakan cara dengan meyakinkan wazirnya untuk memenjarakan Yusuf yang telah menggodanya.
Lalu Yusuf dipenjarakan 7 tahun.


Namun Zulaikha menyesal kerana sudah tidak dapat melihat cintanya lagi. Dia menyuruh budaknya membina jalan rahsia ke penjara Yusuf. Setiap kali Zulaikha melihat Yusuf dipenjara, Zulaikha melihat dengan pandangan sesal, rindu..


Sehingga satu ketika, Yusuf dibebaskan dan mempunyai keupayaan untuk menafsirkan mimpi. Yusuf pun meninggalkan penjara dan pergi membawa dirinya.


Dan wazir meninggal dunia, Zulaikha hilang punca. Seluruh harta kekayaannya dihabiskan dengan membayar kepada mereka yang membwa berita tentang Yusuf. Seluruh hidupnya dihabiskan dengan mengenang dan menyebut nama Yusuf.
Semua permohonan pertemuannya dengan Yusuf disampaikannya pada
berhala-berhala sesembahannya. Sampai satu ketika, di gubuknya yang kecil
dipinggir kota, berhala sesembahannya dihancurkannya,



“Engkau sama sekali tidak berguna wahai arca mati. Sekian lama aku mengabdi
kepadamu tak ada artinya”.
“Duh Yang memiliki hidup sesungguhnya, ampunilah aku, dan aku berserah diri
kepadaMu”
“Ya Alloh Tuhan Yusuf dan Tuhan semesta Alam.rindu dalam diriku yang
menggelora adalah dariMu Jua, hati terasa dikoyak-koyak ketika malam tiba,
wajah Yusuf yang terbayang tak dapat hilang, Ya Alloh.
Sudah sekian tahun hatiku gelisah resah dan selalu sakit, seolah luka lama
yang disayat luka baru dan disayat luka baru lagi., Aku begitu merindukan
Yusuf..Yusuf..Yusuf..
Dan jika siang tiba, matahari bersinar terang, tapi apa artinya bagi mataku
yang telah buta ?
Yang ada hanya bayangan Yusuf.
Ya Alloh, Engkau yang telah memasukkan benih cintaku pada Yusuf, dan Engkau
pula yang telah menyemai kerinduanku pada Yusuf, pertemukanlah aku
dengannya, atau cabutlah akar cintaku padanya, agar derita yang hamba
tanggung berkurang.”


Zulaikha menangis.menangis sampai kering airmatanya.
Malaikat mendengar doa itu tak kuat menahan terlalu lama, mereka
melaporkannya,



“Ya Alloh seru sekalian Alam. Zulaikha memohon uluran tanganMu, ia meratap
meminta Kasih dan sayangMu”
“Wahai malaikatku. Aku tahui dan kiranya sekaranglah saat ia lepas dari
derita kerinduan dan cintanya pada Yusuf."


Yusuf sudah menjadi raja Mesir. Suatu hari Yusuf dengan kenderaan kudanya lalu dihadapan Zulaikha.

Zulaikha tidak habis-habis mengungkapkan nama Yusuf..Yusuf..Yusuf..

Yusuf tertarik mendengar suara itu lalu berhenti.
“Siapakah engkau wahai wanita ?”


Zulaikha menjawab,
“Bibirku tak pernah berhenti menyebutmu.orang yang dulu pernah
memasukkanmu ke penjara selama bertahun-tahun. Ampunilah aku yang terlalu
banyak berbuat dosa kepadamu”


“Zu..Zulaikha ?” kata Yusuf dengan gagap,
dia turun dari kudanya dan dilihatnya Zulaikha. Wajah Zulaikha kelihatan tua, rambut yang memutih dan tidak secantik dulu.
“Kemanakah harta, kecantikanmu dan kekuasaanmu ?”


Zulaikha berkata,
“Semua dimakan api yang berkobar dalam diriku, gelombang rindu dan api cinta
padamu telah membakar segalanya,” katanya lirih sambil terus melantunkan
nama “Yusuf..yusuf” di bibirnya.



Allah berfirman pada Yusuf dan kemudian ia mengajak Zulaikha ke istana.
Kemudian Allah mengembalikan kecantikan Zulaikha dan menambahnya, Allah
mengembalikan kemudaan Zulaikha.

Rindu dan Cinta kini sudah ditumbuhkan olehNya di tanah persemaian Yusuf.
Mereka berdua pun melangsungkan pernikahan.




Madah penyair sufi Fariduddin 'Aththar:

Ketika Ya’qub berangkat untuk mengunjungi putranya,
dan meninggalkan Kanaan untuk pergi ke Mesir,
orang-orang Mesir menghiasi negeri mereka
dari ujung yang satu ke ujung yang lain.
Ketika Zulaikha mengetahui hal ini
dia menjatuhkan dirinya ke atas tanah,
sama sekali tak berdaya
dia menutupi kepalanya dengan kerudung
dan membungkuk dengan rendah hati ke sisi jalan.
Kebetulan pula, Yusuf harus melewati tempat ini;
dia melihat orang yang sedih dan terluka.
Tinggi di atas kudanya, dengan cambuk di tangan,
dia menemukan wanita yang amat-sangat mencintainya.
Suatu keluhan meluncur keluar dari lubuk hatinya,
yang hasratnya membuat cambuk itu semakin membara,
dan, ketika api semakin membesar,
Yusuf, yang paling menyedihkan, menjatuhkan cambuknya.
Zulaikha berkata, “Wahai engkau dengan iman begitu
murni. Tidakkah keterlaluan bagimu, bahwa engkau tidak mampu menahannya!
Api ini meloncat keluar dari hatiku
dan kau tidak mampu memegangnya di tanganmu?
Api yang telah memenuhi diriku selama bertahun-tahun,
tidak dapatkah engkau memegangnya sekejap saja?
Engkau, yang Pertama dari semua kaum beriman, dan
aku seorang wanita!
Begitukah caramu menunjukkan ketaatan?”

0 comments:

Posting Komentar