Kamis, 29 Desember 2011

Makna Cinta

Cinta adalah seorang tuan rumah yang penuh kasih sayang kepada para tamunya walaupun bagi rumahnya yang tak diharapkan merupakan sebuah khayalan dan penghinaan.
Aku adalah tarikan nafas lautan. Aku adalah air mata langit. Aku adalah senyuman bumi. Begitu juga Cinta adalah tarikan nafas dari lautan perasaan, air mata langit, dan senyuman dari bumi sang jiwa.
Dalam kesunyian malam, ketika hantu malam memeluk semua ciptaan, aku melihat segala sesuatu, kadang-kadang bernyanyi, dan berbisik. Kesediaan adalah aku, karena menatap malam telah membuatku sia-sia. Tetapi aku seorang pencinta, dan aroma cinta adalah kesadaran.

Cinta ibarat air abadi, yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagaikan anggur nikmat yang manis di bibir menghangatkan badan, tetapi tidak jarang juga memabukkan.

Seorang yang buta, sambil mengetokkan tongkatnya ke tanah dan dengan menangis dia berkata: “Cinta adalah kabut yang tebal, yang menyelimuti jiwa pada semua sisinya dan menyelubungi gambaran keberadan dirinya – atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dan tangisnya sendiri yang menggema di lembah-lembah.”

Hakikat cinta adalah rintihan panjang yang dikeluhkan oleh lautan perasaan kasih sayang. Ia adalah cucuran air mata kepedihan langit pikiran. Ia adalah senyuman ceria kebun-kebun bunga jiwa.

Derita yang menyertai cinta, penciptaan, dan tanggung jawab, juga mendatangkan kegembiraan.

Cinta adalah sarana untuk memahami dua jiwa. Ia bukan kata yang datang dari bibir dan lidah yang membawa hati bersama-sama. Tidak ada yang lebih besar dan suci daripada apa yang diucapkan mulut. Dia memancarkan jiwa kita, bisikkan buat hati kita. Dan membawa keduanya bersama-sama.

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, karena cinta membangkitkan semangat yang hukum-hukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bias mengubah perjalanannya.

Siapa diantara kamu yang tidak merasakan bahwa kekuatan untuk mencintai adalah tanpa batas? Dan bukanlah waktu sebagaimana halnya cinta tak terbagi dan tak mengenal ruang.

Cinta yang dikejar dengan nywa seperti semak belukar tak berbuah. Hanya cinta yang utuh, seperti derita jiwa yang menggejolak, akan menghidupkan dan mengangkat hati kepada pemahaman. Ketika disalahgunakan, ia adalah bibik penderitaan dan sumber malapetaka kegelapan. Bila kemanusiaan hendak membimbng barisan cinta menuju ranjang kehendak yang tak dapat dipercaya, dari sana cinta akan tersungkur jatuh. Cinta adalah seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak untuk disakiti.

Cinta adalah sebuah misteri suci. Bagi mereka yang mencinta, ini mengingatkan selamanya tanpa kata-kata; tapi bagi mereka yang tak mencinta, ini tidak lain hanyalah lelucon tanpa hati.

Seorang lelaki setengah baya, tubuhnya rapuh, wajahnya gelap. Dengan mendesah, dia berkata, “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah. Aku mewarisinya dari manusia pertama.”

Cinta adalah tawa dalam roh yang kedengaran jauh, suatu serangan fajar baru di atas bumi, suatu hari yang belum tercapai oleh matamu atau mataku, tetapi sudah tercapai oleh hatinya.

Cinta adalah cahaya halimun yang samar-samar membawa jiwa untuk melihat rahasia kemenjadian sehingga hati hanya melihat getaran hantu-hantu dari nafsu di antara bukit-bukit. Dan hanya mendengarkan gema-gema dari tangisan tanpa suara gunung-gunung.

Cinta itu cahaya gaib yang dipancarkan dari inti yan membakar jiwa dan menyinari sekeliling bumi. Sehingga kemungkinan kami merasa hidup laksana mimpi indah di antara keterjagaan yang satu dengan keterjagaan yang lain.

Cinta hanya mengajarkan untuk melindungimu bahkan dari dirimu sandiri. Adalah cinta, yang bebas dari api, yang menahanku dari mengikutimu pergi ke tempat yang jauh. Cinta membunuh hasratku sehingga engkau bisa hidup bebas dan benar. Cinta yang bebas mencari kepemilikan dari orang yang dicintai, namun cinta yang tak terbatas hanya mencari dirinya.

Seorang lelaki tampan dengan wajah berbinar dengan bahagia berkata, “Cinta adalah pengetahuan surgawi yang menyalakan mata kita dan menunjukkan kita segala sesuatu seperti para dewa melihatnya.

Cinta adalah masa muda bersama rantai yang putus, kejantanan membuat kebebasan dari lempeng rumput, dan kewanitaan dihangati oleh nyala api, dan bersinar bersama cahaya surga yang lebih dalam daripada surga kita. Cinta adalah suatu gelak-tawa yang jatuh di dalam jiwa. Dia adalah serangan liar yang mendiamkan engkau demi kesadaranmu.

Cinta bukanlah kelemah-lembutan atau kemurahan hati, atau apa saja dari kebaikan-kebaikan yang diberikan atau tidak diberikan dengan panjang lebar. Cinta adalah membagi, memahami, memberikan kebebasan, menjawab panggilan dan; Cinta adalah kehidupan.

Cinta di antara roh seperti anggur dalam piala kristal, muncul menjadi air tetapi kebenaran adalah kehidupan.

Seorang pemuda bertubuh kokoh dan kuat lewat, dalam suara nyanyian dia berkata, “Cinta adalah keteguhan hati yang ditambatkan pada kemanusiaanku, yang menghubungkan masa kini dengan masa lalu, dan masa depan”.

Jika ahli kimia dapat menyarikan dari bagian-bagian hatinya rasa kasihan, hormat, mendamba, kesabaran, penyesalan, terkejut, dan pemaafan, dan menjadikannya satu kesatuan, maka dia telah menciptakan sebuah atom yang disebut cinta.

Cinta adalah anggur yang dihidangkan oleh pengantin perempuan di waktu fajar, yang menguatkan jiwa-jiwa teguh dan memungkinkan mereka menuruni bintang gemintang.

Mereka yang takluk oleh cinta, dan di atas mayat siapa kereta pertempuran cinta berlari, dari laut ke gunung lalu dari gunung ke laut, berdiri menatap kini pada seorang pemalu yang setengah merangkul. Dari daun bunga ke daun bunga mereka mengisap wewangian suci, dari jiwa ke jiwa mereka menemukan jiwa kehidupan, dan pada kelopak matanya ada sebuah doa buat kau dan aku. Cinta adalah malam yang sujud, tunduk ketika memasuki rumah, langit menukar warna padang rumput dan semua bintang jadi tanpa api.

Pergilah ke ladang dan kebunmu, dan kau akan mengerti, bahwa merupakan kesenangan bagi lebah untuk menghisap madu bunga, Namun juga merupakan kesenangan bagi bunga untuk menyerahkan madunya kepada lebah. Bagi sang lebah, sekuntum bunga adalah kehidupan. Dan bagi bunga, seorang lebah adalah utusan cinta. Dan bagi keduanya, memberi dan menerima adalah kebutuhan dan kegembiraan yang luar biasa.

Seorang pemuda, membawa gitar dan bernyanyi, ”Cinta adalah suatu cahaya magis yang bersinar dari kedalaman perasaan manusia yang menyinari sekelilingnya. Engkau lihat dunia sebagai perjalanan menuju taman hijau, hidup seperti mimpi yang menyenangkan, ditegakkan di antara kesadaran.”

Seorang anak kecil berumur lima tahun sambil tertawa dan berkata, ”Cinta adalah ayahku, dan cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengetahui tentang cinta.”

Cinta memperlakukan kita seperti matahari yang menghidupi dan mematikan padang-padang dengan panas teriknya.

Mencintai adalah masalah penting bagi manusia. Apabila kita mampu mengurai cinta, maka hakekat cinta akan berubah menjadi sesuatu itulah kenyataan cinta. Cinta memng tidak mudah untuk dimengerti.

Cinta kasih di dalam hati itu terbagi-bagi bagaikan dahan-dahan pohon cedar. Jika pohon itu kehilangan satu dahan yang kuat, ia akan menderita namun tidak mati. Pohon itu akan menumpahkan seluruh daya hidupnya ke dalam dahan berikutnya, sehingga ia akan tumbuh dan mengisi tempat yang kosong.

Seorang lelaki, bajunya hitam dnegan janggut panjang, dahinya berkerut dan berkata, ”Cinta adala ketidakpedulian yang buta. Ia bermula dari awal masa muda dan berakhir bersama penghabisannya.”

Seorang lelaki tua, punggungnya bungkuk, kakinya bengkok seperti potongan-potongan kain, dengan suara bergetar ia berkata, ”Cinta adalah istirahat panjang bagi tubuh dalam kesunyian pusara, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.”

Cinta adalah sebuah racun mematikan yang dipatukkan ular hitam berbisa, dengan gerak pelan sekali dari gua-gua neraka. Racunnya nampak segar laksana embun. Jiwa-jiwa kehausan melahapnya dengan tidak sabar; namun setelah itu jiwa-jiwa itu akan keracunan, sakit dan mati. Kematian yang perlahan-lahan.
(sumber)

0 comments:

Posting Komentar