Rabu, 07 Desember 2011

Inovasi Diri Menuju Insan Kamil

Manusia adalah wujud beserta potensi yang ada dalam dirinya. Persoalan ke-‘diri’-an adalah persoalan wujud untuk berkembang dan menempa hati menjadi makhluk yang cerdas intelektual, emosional dan spritual. Dalam perjalannya, manusia selalu diperhadapkan dengan kemungkinan-kemungkinan berubah dan berkembang dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Pembelajaran diri akan membantu seseorang “manusia” untuk bangkit menuju kesempurnaan. Untuk meraih kesempurnaan menjadi manusia yang sempurna “insan kamil”, dibutuhkan perjuangan panjang “mendaki dan menemukan” ketidaksempurnaan, ketidakdewasaan dan kekurangan diri yang temporer/sementara. Dibutuhkan proses pembersihan, ketelitian dan kehati-hatian untuk menebus dan membebaskan diri dari belenggu, untuk meraih posisi terhormat.

Posisi terhormat bukanlah kekayaan dan kejayaan yang hanya akan berakhir pada ketiadaan. Di balik tabir, masih ada tabir yang perlu kita sibak untuk menemukan hakikat perjalanan insan. Hal yang paling mendasar adalah, bagaimana proses seseorang menghabiskan sisa hidupnya, setelah dia tersadar atas dirinya yang tidak bebas, dan terikat oleh waktu. Dalam batinnya berkecamuk tanya yang harus dijawab, (siapakah aku? dari mana asalku? mengapa aku ada di dunia? ke mana aku akan pergi?) setelah ditutup penanda waktu siang dan malam?

Untuk mampu menjangkau masa depan yang hakiki, seseorang harus mampu meningkatkan diri secara spritual ke tingkat yang lebih tinggi dan mampu menemukan maqamnya di sana. Sebagai insan yang secara spritual meningkat, kecemasannya terhadap perilakunya sendiri bertambah, seumpama menapak tangga yang lebih tinggi. Setiap tingkat menghadirkan kesulitan dan godaan. Namun, jika dia mampu melewati setiap fase dengan aman, akan menjadikannya lebih dewasa. Seseorang yang berhasrat untuk mencapai masa depan yang cerah, “memilih akhirat daripada ilusi dunia”, akan menempuh jalan yang lurus. Hanya dengan menjaga kebersihan dan kesucian jiwa, yang akan menjadikannya menjadi insan yang sempurna.

0 comments:

Posting Komentar